Saturday, October 25, 2008

FERRERO MINATI MINYAK SAWIT INDONESIA




Demikian dikatakan oleh Mr. Giovanni Di Palma, Direktur Produksi Perusahaan Ferrero yang memproduksi berbagai jenis produk coklat terkenal di dunia seperti Nutella, Kinder Surprise, Roche, Mon Chèri dll serta permen Tic Tak, saat menerima delegasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia yang dipimpin oleh Dr. Indra Darmawan, Direktur Perencanaan Industri Agribisnis.

Mr. Di Palma menjelaskan bahwa dalam proses produksi produk coklat yang dihasilkan, perusahaan Ferrero yang ada di Alba ini saja memerlukan minyak nabati sebanyak 80 ribu ton setiap tahunnya yang jauh melebihi kebutuhan biji kakao yang hanya sekitar 40 ribu ton. Utuk itu yang bersangkutan sangat berminat agar kebutuhan ini dapat dipenuhi dari minyak sawit Indonesia.

Menanggapi hal ini Dr. Didiek H. Goenadi, Komite Penanaman Modal Bidang Agribisnis BKPM yang juga merupakan Direktur Eksekutif Asosiasi Minyak Sawit Indonesia menyambut baik keinginan ini dan akan menindaklanjutinya lebih jauh.

Selain bahan baku utama berupa biji kakao, pabrik coklat Ferrero di Alba ini juga membutuhkan daun teh lebih dari 1000 ton pertahunnya untuk memproduksi minuman segar rasa teh serta 600 ton kopi, disamping tentu saja gula dan susu..

Menurut Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma yang menyertai delegasi BKPM ini, Indonesia perlu melakukan pendekatan lebih jauh ke perusahaan ini dengan memberikan beberapa “dispensasi” harga dan kemudahan lainnya sehingga perusahaan ini bersedia menggunakan bahan baku produk Indonesia. “mengingat beberapa merek Ferrero sudah sangat dikenal dunia dan membawa image tersendiri, pemakaian bahan baku dari Indonesia secara tidak langsung juga akan meningkatkan “brand image” bagi produk pertanian Indonesia” demikian Erizal menambahkan.

Sebagai informasi Ferrero merupakan perusahaan pembuat coklat terkenal Italia yang salah satu pabrik terbesarnya berlokasi di kota Alba daerah Utara Italia. Perusahaan ini didirikan oleh suami istri Piera dan Pietro Ferrero tahun 1946 yang diawali dengan usaha skala rumah tangga berupa sebuah toko kecil. Saat sekarang perusahaan ini sudah jauh berkembang. Omset mencapai lebih dari 5,6 miliar $, punya 16 cabang di seluruh dunia serta jumlah karyawan mencapai lebih dari 19 ribu.

(Press Release, Erizal Sodikin, KBRI Roma)

INDONESIA DIUNDANG JADI SPECIAL COUNTRY DI “EUROCHOCOLATE 2009”















Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ms. Rosanna Melone, Bagian Hubungan Internasional Eurochocolate, organisasi penyelenggara pameran “Eurochocolate 2008”, saat menerima kunjungan delegasi dari BKPM yang berkunjung ke pameran Pameran Eurochocolate yang berlangsung tanggal 18 – 26 Oktober 2008 di kota Perugia, Italia. Menanggapi permintaan ini, delegasi BKPM yang diwakili oleh Dr. Indra Darmawan, Direktur Perencanaan Industri Agribisnis, menyambut baik tawaran ini dan akan melakukan koordinasi dengan berbagai institusi di Indonesia yang terkait dengan kakao dan coklat.

Pameran ini dilaksanakan secara rutin setiap bulan Oktober sejak 15 tahun yang lalu dan pada 5 tahun terakhir menjadi salah salah satu ajang pameran coklat terbesar di dunia. Jumlah pengunjung seperti tahun sebelumnya diperkirakan untuk tahun ini mencapai 1 juta orang.
Pameran yang dilaksanakan di seputar areal di pusat kota Perugia ini selain menampilkan berbagai macam stand penjualan produk coklat dari Italia, Austria, Swiss, dan Jerman dengan sekitar 6 ribu jenis, juga menampilkan berbagai kegiatan mulai dari seni memahat coklat, pertunjukan kebudayaan, pertunjukan cara membuat coklat, pengenalan kepada pada siswa bagaimana bahan baku coklat didapat dan sekaligus cara pengujian cita rasa coklat, pembuatan patung dari coklat dll.
Selain itu panitia juga mengundang beberapa negara produsen kakao seperti Indonesia, Ghana, Pantai Gading, Brasil, Venezuela untuk berbicara dalam suatu seminar yang mengambil thema “In the hearth of chocolate” yang juga mengundang pembicara dari beberapa negara eropa dan LSM terkait dengan coklat. Pada kesempatan ini Indonesia menampilkan pembicara Dr. Didiek H. Goenadi, Komite Penanaman Modal Bidang Agribisnis, yang memaparkan secara singkat tentang Kakao di Indonesia dan program pengembangan investasi ke depan perkebunan Kakao Indonesia. Paparan ini mendapat apresiasi cukup baik dari peserta dengan banyaknya pertanyaan dan keinginan untuk menjalin kerjasama khususnya dalam peralatan pengolahan kakao berskala mikro.

Pres Release: Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma.

Thursday, October 16, 2008

FAO luncurkan program “Sepak bola melawan kelaparan”


Tanggal 15 Oktober 2008 hari Rabu sore waktu Roma, FAO bekerjasama dengan European Professional Football Leagues (EPFL) meluncurkan suatu program yang dinamakan “Professional Football against hunger”. Peluncuran ini dilakukan di kantor pusat FAO di Roma di sela acara sidang Committee on Food Security (CFS) dan juga terkait dengan peringatan hari pangan sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober.

Pada peluncuran ini hadir pemain bola terkenal Italia di tahun 90-an Roberto Baggio yang merupakan Duta Kemanusiaan FAO dan Dino Zoff kiper terkenal Italia di era tahun 1970-an. Selain Baggio, FAO juga mengangkat Raul Gonzalez Blanco atau lebih dikenal dengan nama Raul, pemain bola terkenal Spanyol yang sekarang berkiprah di klub Real Madrid.

“Saya merasa sangat terhormat atas penunjukan sebagai Duta kemanusiaan FAO untuk memerangi kelaparan dunia karena tugas memerangi kelaparan ini adalah tugas setiap individu” demikian Baggio mengawali kata sambutannya. Lebih lanjut dikatakannya bahwa tanggung jawab ini juga diemban oleh para generasi muda. “Pada kesempatan ini saya mengajak para generasi muda untuk secara bersama memerangi kelaparan dan hal ini tergantung anda apakah kita akan berhasil menggapai kemenangan sehingga kelaparan tidak lagi terjadi di muka bumi ini” demikian Baggio mengakhiri kata sambutannya.

Sementara Dino Zoff, penjaga gawang Italia terkenal di zamannya dalam sambutannya mengatakan bahwa sepak bola mempunyai tanggung jawab moral untuk ikut memerangi kelaparan dunia. Selanjutnya ditambahkannya bahwa upaya memerangi kelaparan ini adalah tugas yang berat dan bahkan lebih berat dari pada upaya menggapai juara dunia bola kaki.

Peluncuran acara ini selain dihadiri oleh perwakilan pemain sepakbola profesional, juga dihadiri oleh Dirjen FAO, Sekjen EPFL, Menteri Olaha Raga Italia, Austria, dan Sepanyol, serta utusan liga dari beberapa negara seperti Bundes Liga, Liga Italia, Liga Portugal, disamping juga beberapa peserta dari perwakilan negara yang sedang mengikuti sidang CFS.

Kerjasama antara FAO dengan EPFL yang membawahi 28 liga di Eropa ini bertujuan untuk merangsang kepedulian berbagai pihak tentang pentingnya penanggulangan persoalan kelaparan penduduk dunia yang saat sekarang jumlahnya masih mencapai 900 juta jiwa lebih. Disamping itu kerjasama ini juga bertujuan untuk mengkampanyekan penggalangan dana untuk mendukung program pangan FAO khususnya yang terkait dengan program TeleFood yang sudah dirasakan manfaatnya oleh banyak negara berkembang.

Acara peluncuran “Professional Football against hunger” in diakhiri dengan penyerahan kaos bernomor punggung 10 oleh Roberto Baggio kepada Dirjen FAO, J. Diouf dan dilanjutkan dengan penandatanganan plakat oleh berbagai pihak sebagai simbol dimulainya kerjasama ini.
(Pres Release: Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma)

Ein schoenes Lied

Noch einen schoenes Lied